What’s Wrong With Kampung Sidat??
B
|
anyuwangi, kota kecil yang dulunya
terkenal dengan “ The Santet of Java” kini sudah berubah total dengan adanya
berbagai macam acara kesenian yang menampilkan betapa kayanya Indonesia,
terlebih lagi kota Gandrung kita ini.
Banyak sekali potensi pariwisata
yang bisa kita gali di kota Banyuwangi ini, mulai dari adat istiadatnya,
kuliner, wisata alam, wisata buatan, bahkan kesenian-kesenian juga ada disini.
Saat ini banyak masyarakat di Banyuwangi
yang sudah mulai sadar terhadap pentingnya dan bermanfaatnya pariwisata untuk
kehidupan ini. Dengan adanya kesadaran masyarakat sekarang ini, kita bisa
melihat banyak sekali wisata-wisata buatan yang mereka dirikan untuk membantu
perekonomian mereka sehari-hari. Salah satunya wisata buatan Kampung Sidat ini,
atau yang bisa kita sebut Jopuro.
What’s Wrong With Jopuro??
Bicara tentang wisata
di Banyuwangi ini seakan-akan tak ada lelahnya ya, seperti halnya kali ini kita
akan bahas tentang wisata buatan Kampung Sidat, atau biasa kita kenal dengan
nama Jopuro. Awalnya Kampung Sidat ini sendiri bukanlah benar-benar tempat
wisata, melainkan area persawahan yang waktu produktivitasnya mulai menurun dan
juga terdapat area kandang sapi milik warga sekitar. Dengan kondisi ini, ada beberapa
orang aktif yang berinisiatif untuk merubah penampilan, merubah kondisi
tersebut dengan memanfaatkan kondisi pariwisata di Banyuwangi ini yang mulai
maju ini untuk membantu perekonomian warga setempat dan juga memanfaatkan area
persawahan yang belum digunakan kembali untuk bercocok tanam oleh warga
sekitar, dengan cara apa???
Tentunya dengan cara merombaknya,
merubah keadaannya, dan mereka yang sadar akan pariwisata bersama warga
setempat lainnya bekerjasama untuk merubah area persawahan menjadi kolam ikan,
kolam pemandian dan lainnya.
Di Kampung Sidat ini, kita bisa
menemukan kondisi selokan yang biasa kotor bau penuh dengan sampah berubah
menjadi kolam ikan yang memanjakan mata disepanjang jalan menuju area
pemandian. Ada beberapa ikan yang sengaja di pelihara dan dikembangbiakkan di
Kampung Sidat ini, antara lain ikan mas, ikan nila, dan sidat yang menjadi
simbol dari tempat wisata buatan ini.
Dan kita juga bisa merasakan kuliner
yang disediakan di Kampung Sidat ini, seperti makanan dari olahan selada air,
sayur semanggi, dan juga ada terong. Tak hanya olahannya saja yang bisa kita
rasakan, kita juga bisa membeli sayuran itu dengan keadaan mentah atau belum
diolah untuk dibawa pulang. Dan untuk
masalah biayanya juga tergolong
bersahabat, tak sampai membuat dompet terkuras habis.
Di Kampung Sidat ini kita bisa
merasakan suasana-suasana pedesaan yang masih terjaga dengan baik, mengapa
demikian?? Karena lokasi yang masuk kedalam perkampungan warga dan juga
tergolong aman dari polusi kendaraan bermotor yang membuat kita merasa
nyaman, dan view yang cantik dan ciamik
juga sangat mendukung kita untuk tetap berlama-lama disini, terlebih di sore
hari menikmati senja yang sangat memukau.
Dengan adanya kondisi ini,
diharapkan banyak wisatawan yang berkunjung untuk menikmati indahnya wisata
buatan Kampung Sidat Jopuro ini, dan yang terpenting para wisatawan ikut serta
dalam kegiatan menjaga keindahan dan keasrian tempat wisata ini, agar wisata
buatan ini tetap menjadi tempat wisata yang nyaman dan diharapkan menjadi
Hidden Paradise of Banyuwangi.
Komentar
Posting Komentar